BANDA ACEH. SATUKATA.NET – Kuliah umum Fakultas Teknik Universitas Serambi Mekkah menghadirkan Faisal Ridwan, Team Leader Debris Technical UNDP, War Rehabilitation Program in Kyiv, Ukraina, di Aula Mr. Dr. Muhammad Hasan, Universitas Serambi Mekkah, Bathoh, Banda Aceh, Jumat (29/09/2023).
Pentingnya manajemen pengelolaan sampah bencana, setelah terjadi bencana akan banyak timbulan sampah yang perlu penanganan dan pengangkutan sampah tersebut.
“Langkah pertama dilakukan evaluasi, suplay bantuan dan dilakukan pengelolaan sampah”, ucap Faisal Ridwan.
Langkah pertama pengelolaan sampah perang dengan melakukan assesment cepat, pembersihan jalan atau akses ke infrastrukur, cash for work dengan melibatkan masyarakat setempat, identifikasi TPS atau TPA terdekat dengan melibatkan pemerintah setempat, menyediakan alat untuk muat dan angkut sampah, operasi pembersihan ke TPS atau TPA.
Melakukan identifikasi TPA permanen, mulai dari fasilitas yang ada. Memindahkan sampah dari TPS ke TPA permanen, dan merawat dan meningkatkan kapasitas kualitas TPA.
“Penanganan sampah bencana dengan mencegah dampak lingkungan, pemborosan sumber daya dan merusak infrastrukur dan kesehatan masyarakat terpelihara”, terang Faisal Ridwan.
Sampah bencana pasca bencana timbulannya akan meningkat. “Sampah bencana dan sampah rumah tangga harus dipisahkan, penanganan sampah domestik harus diperiotaskan karena dampaknya langsung dirasakan masyarakat.
“Sebelum ke Ukraina, saya 4 tahun di Palu, sisi dampaknya tidak jauh berbeda. Tetapi ada tantangan lain, kita bekerja di negara bekas perang, pasca invansi Rusia, semua pendatang di Pantau di Ukraina”, ucap Faisal
Lebih lanjut, Faisal mengatakan Kiv letaknya di tengah-tengah, Rusia mau invansi dari Timur tidak bisa masuk ke Ukraina, tetapi Rusia masuk lewat utara.
Akibat perang Ukraina, puing puing bekas perang berserakan di jalan dan tempat umum.
Sampah sampah ini harus di kelelola dan diangkut ke TPS dan TPA, terang Faisal.
Dalam pertempuran antara tentara Rusia dan Ukraina ada amunisi dan roket tidak meledak.
‘Granat di taruk dalam buku, ditamam dalam tanah, sebelum masuk tim pengelolaan sampah, dibersihkan dulu granat dan amunis, baru bisa masuk,” terang Faisal.
Selama bekerja di bekas perang, tantangan yang ditemukan di Ukraina ada tiga hal.
Pertama: kondisi darurat perang. Drone yang ditembak ke Ukraina, begitu ditembak mulai di identifikasi dan bunyi larm bertanda supaya masyarakat bersembunyi masuk ke dalam bungker.
Kedua: Kebakaran àlat perang dan bekas mortil yang tidak meledak.”Mortil sekarang getaran saja sudah meledak”, lanjut Faisal.
Ketiga: Tantangan lain adalah salju dan cuaca ekstrem. Kalau dingin tidak tau kemana, dimana mana dingin.
Turunnya salju menyebabkan bekas sampah perang tertutup salju, terang Faisal Ridwan dihadapan seratusan mahasiswa FT USM.
Acara tersebut dibuka oleh Dekan FT USM, Eka Marya Mistar, MT, Ph.D. didampingi oleh Ir. Vera Viena, MT Ketua Prodi Teknik Lingkungan USM. Moderator acara kuliah umum Dr. M. Nizar, MT.
Peserta acara berasal dari Dosen Prodi Teknik Lingkungan, Prodi Teknik Komputer, Prodi Teknik Indsutri dan Prodi Teknik Kimia serta seratusan mahasiswa Fakultas Teknik USM. []