ACEH TAMIANG — Hamdan Sati – Febriadi gagal menjadi peserta Pilkada Serentak Tahun 2024, setelah Mahkamah Agung (MA) mengkabulkan kasasi yang diajukan Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Tamiang
Pasangan ini secara khusus memohon maaf kepada seluruh pendukung yang selama ini telah memberikan dukungan hingga perjuangan terakhir.
“Hari ini dengan hati yang berat, kami harus menyampaikan kabar bahwa perjuangan hukum untuk memastikan hak kami sebagai calon pasangan bupati dan wakil bupati telah berakhir di Mahkamah Agung. Putusan ini tidak berpihak kepada kita,” kata Hamdan di dampingi Febriadi yang disampaikan secara khusus di kediaman pribadinya di Satelit Graha Karang Baru, Kamis (21/11/2024).
Hamdan Sati – Febriadi mengaku kecewa, namun sebagai warga negara yang baik harus tetap menghormati putusan yang dikeluarkan oleh MA.
Oleh karenanya Hamdan mengajak pendukungnya menjadikan kekalahan putusan ini sebagai panggilan untuk semua pendukung agar bangkit dan terus berjuang membangun Aceh Tamiang.
Hamdan sampaikan bahwa perjuangan yang dilakukan bukan hanya untuk diri kami sendiri, tetapi untuk seluruh masyarakat Aceh Tamiang yang telah memberikan kepercayaan, dukungan, dan doa kepada kami.
“Harus diakui kita merasa kecewa. Kami ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh masyarakat yang telah bersama kami selama ini. Kalian adalah kekuatan kami, cahaya di tengah gelap, dan alasan kami untuk terus melangkah maju,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, mantan bupati Aceh Tamiang periode 2012-2017 itu mendoakan kesuksesan Armia Pahmi – Ismail.
Putusan MA yang menolak kasasi KIP Aceh Tamiang menjadikan Armia Pahmi – Ismail sebagai calon tunggal Pilkada 2024.
“Lantas kemana arah kami, kami tidak kemana-mana, pendukung kami persilakan menilai sendiri untuk menggunakan hak pilihnya,”tegas Hamdan Sati.
Febriadi menambahkan persoalan kotak kosong biar menjadi perjalanan demokrasi di Aceh Tamiang dan menjadikan hak pemilih.
Untuk itu, Febriadi memastikan pihaknya tidak pernah mengarahkan masyarakat. Itu hak pemilih untuk menentukan pilihannya.
“Kami belum pernah membentuk tim sukses, selama yang ada hanya tim relawan, jadi tidak ada kaitannya dengan pengarahan kotak kosong,” sebutnya.